Cabai
atau cabai merah atau chili adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum.
Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana
digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara
sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap
sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat
sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
Salah
satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya
serangan lalat buah pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal panen
Laporan Departemen Pertanian RI tahun 2006 menunjukkan bahwa kerusakan pada
tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35%. Buah cabai yang terserang sering
tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan
mengandung larva lalat. Penyebabnya terutama adalah lalat buah Bactrocera
carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini
sebarannya masih terbatas di Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang
ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan maupun pada
produksi cabai.
Selain
lalat buah, Kutudaun Myzus persicae (Hemiptera: Aphididae) merupakan salah satu
hama penting pada budidaya cabai karena dapat menyebabkan kerusakan hingga 80%.
Upaya pengendaliannya dapat menggunakan insektida nabati ekstrak Tephrosia
vogelii dan Alpinia galanga.
Upaya
penanggulangan hama
Sebenarnya
sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya
adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi,
cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang
luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat
berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian
yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan
sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai,
khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap
praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Selain insektisida
sintetik, insektisida nabati seperti kacang babi Tephrosia vogelii, jeruk purut
Citrus hystrix, serai wangi Cymbopogon citratus efektif sebagai penolak lalat
buah.
Adiyoga
dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk
mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut
sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia (Duriat 1996). Di samping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak
dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan
ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang
mengandung residu fungisida dan pestisida lain (Caswell & Modjusca 1996).
Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat
buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi
3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai
http://diavventura.files.wordpress.com/2012/11/cabe-merah-super.gif